Pindang Ikan Musi Sebagai Makanan Khas Kota Sekayu
(oleh : Intania Betari Miranda)
X IPA 2
Sekayu
adalah sebuah kecamatan yang menjadi ibukota Kabupaten Musi Banyuasin, Sumatera
Selatan, Indonesia. Kabupaten ini
memiliki luas wilayah ±14.265,96 km² yang terbentang pada lokasi 1,3° - 4° LS,
103° - 105° BT. Kabupaten ini bermotto Bumi Serasan Sekate dengan ibukota Sekayu
Kota Randik ("Rapi, Aman, Damai, Indah, dan Kenangan")
dan merupakan bagian dari Kabupaten dan Kota di Sumatera Selatan. Bedasarkan Hasil Pencacahan Sensus Penduduk 2010. Penduduk
Kabupaten Musi Banyuasin Berjumlah 561.458 jiwa yang terdiri atas 288.450 jiwa
laki-laki dan 273.008 jiwa perempuan. Dengan Luas wilayah 14.265,96 kilometer
persegi tersebut berarti dapat disimpulkan kepadatan penduduk Kabupaten Musi
Banyuasin lebih kurang 39,43 jiwa per kilometer persegi. Dengan adanya fakta
penduduk di atas tidak heran jika kabupaten Musi Banyuasin memiliki banyak
kebudayaan, kesenian yang melimpah terutama makanan khas kota Sekayu. Sekayu terkenal dengan kota yang punya banyak kuliner khas mulai dari
tempoyak, pindang, brengkes dan banyak lagi. Di saat musim banjir biasanya
mulai berlimpah ikan yang bisa didapat oleh warga Muba (Musi Banyuasin), semuanya
diolah baik itu langsung dikonsumsi maupun diolah menjadi makanan yang bisa
dikonsumsi di lain hari (seperti Pundang, ikan salai). Bagi tamu daerah
biasanya pertama kali datang ke kota sekayu mereka mencari makanan khas yaitu
brengkes tempoyak dan gulai pindang dengan ikan khas sungai musi (Ikan Lais,
Seluang, Patin Musi). Di Sumatera
Selatan sendiri, pindang terbagi menjadi beberapa macam, tergantung dari asal
suku daerah, yaitu pindang Palembang, pindang Musi Rawas, pindang Sekayu, dan
Pindang Meranjat. Walaupun beraneka ragam, tapi kita bisa membedakan
jenis pindang itu dari rasa kuahnya saja. Pindang Palembang dan Pindang Musi
Rawas misalnya, rasa kuah pindang dari daerah ini cenderung asam karena banyak
menggunakan cung kediro (tomat ceri) dan asam jawa serta tidak memakai terasi
(caluk). Kebanyakan dari masyarakat lebih menyukai Pindang Sekayu karena
rasanya lebih “aman” di lidah dibandingkan pindang lainnya. Pindang Sekayu
kuahnya cenderung lebih encer dan tidak terlalu pedas. Berbeda dengan pindang
Meranjat yang paling intens bumbunya dan agak kental kuahnya. Tapi namanya juga
pindang, apapun asal daerahnya akan tetap menjadi makanan khas di daerah
asalnya.
Di Sekayu kita akan menjumpai beberapa ikan yang bisa dimasak menjadi pindang,
yaitu ikan patin, ikan baung, dan ikan salai. Masing-masing memiliki nilai gizi
yang sangat baik, apalagi ikan yang digunakan di Sekayu adalah ikan hasil
tangkapan sungai Musi, bukan ikan budidaya. Ikan patin dan ikan baung
mengandung kandungan protein yang relatif tinggi dibandingkan ikan tawar jenis
lain, yaitu sekitar 23-28 persen. Jangan lupakan juga peran penting 2 asam
lemak esensial (Docosa-hexaenoic-acid)
DHA sebesar 4,74% dan EPA (Eicosa
Pentaenoic Acid)sebesar 0,31 % yang berperan penting dalam
mencegah terjadinya resiko penyakit kardiovaskular, menurunkan besar
kadar kolesterol total dan kolesterol LDL yang terkandung di dalam darah
sehingga dapat mencegah dan mengurangi terkena penyakit jantung koroner.
Keduanya merupakan asam lemak esensial, yang berarti keberadaannya tidak bisa
dibentuk sendiri oleh tubuh. Untuk mendapatkannya harus melalui makanan. Jenis
asam lemak ini berkhasiat membantu perkembangan otak dan menjadi stimulan
positif dalam menguatkan daya ingat. DHA berperan penting dalam susunan
jaringan otak sehingga dibutuhkan untuk pertumbuhan otak bayi. Secara alami DHA
hanya ada dalam ASI dan ikan. Tak heran, karena manfaat supernya ini, pindang
patin kerap dimasak ibu-ibu di rumah untuk anaknya. Karena kadar kolesterol yang
rendah, maka ikan patin dan ikan baung sangatlah bagus bagi kita yang sedang
menjalankan diet. Ikan juga kaya akan kalsium, fosfor, besi,Vitamin A dan B1.
Jenis ikan ke-tiga adalah ikan salai atau ikan asap. Sesuai namanya, ikan salai
dibuat dengan cara diasapkan. Karakteristik daerah Sekayu yang banyak dialiri
sungai membuat ketersediaan ikan di alam melimpah, sehingga penduduk setempat
selain mengolah ikan segar menjadi pindang, juga mengolah hasil ikan
tangkapannya dengan cara diasap. Hal ini bertujuan agar ikan bertahan lebih
lama dan nilai gizi dari ikan tidak terbuang percuma.
Menikmati pindang ikan Sekayu sangatlah
tepat bila dikonsumsi ketika makan siang. Setelah ditaburi sedikit daun kemangi
segar, kuahnya yang kaya rempah berpadu dengan empuknya daging ikan akan menghasilkan
cita rasa yang tak tertandingi, apalagi ditemani sepiring nasi hangat. Rasanya
dominan asam, gurih, pedas, dan sedikit manis. Hal ini yang membuat para
pecinta pindang merasa ketagihan untuk mengonsumsi pindang sebagai makanan khas
kota Sekayu. Seperti yang sudah saya ceritakan sebelumnya, pindang Sekayu
cenderung lebih ramah di lidah karena tingkat keasamannya masih masuk taraf
rata-rata, yaitu menggunakan irisan nanas dan asam jawa. Nanas di sini
berfungsi ganda, selain sebagai penyegar rasa, rasa asam nanas diyakini bisa
mengurangi aroma amis ikan sehingga tidak mengurangi nafsu makan dari para
pecinta pindang. Rasa pedas kuah pindang berasal dari lada dan rasa gurihnya
berasal dari terasi dan dari rasa alami daging ikan tersebut. Menariknya,
pindang ikan ini kerap disajikan dengan pelengkap lain, seperti ikan seluang
goreng (sejenis ikan kecil air tawar yang populer di Sumatera Selatan), sambal,
dan lalapan. Sambal yang ditawarkan pun beraneka ragam, ada sambal buah yang terbuat
dari mangga kueni. Rasanya pedas menyegarkan. Ada juga sambal tomat dan sambal
rusip. Sambal yang terakhir berasal dari fermentasi ikan kecil-kecil. Jangan
bayangkan hanya timun dan kubis, tapi kita juga bisa menemukan lalapan bunga
kunyit yang konon berguna untuk menghilangkan bau badan tak sedap. Kalau
kebanyakan masyarakat Sekayu berkata’’ Dijamin, setelah makan siang pindang
patin Sekayu, perut kenyang, hati riang, pikiran pun segar. Dengan segudang
manfaat gizi dan rasa yang enak, tentu pindang sekayu menjadi primadona di
kalangan kuyung kupek. Lalu bagaimana dengan teman-teman yang tidak berdomisili
di Sekayu padahal pengen banget mencicipi rasanya? Ternyata kita bisa
membuatnya dengan resep-resep sebagai berikut :
Resep
Pindang Sekayu
Bahan dan bumbu:
– 1 kg ikan patin/ baung/ salai – 1 ons bawang merah
– ½ ons cabe merah
– Asem jawa seibu jari
– Kunyit seujung jari
– Sedikit lengkuas
– 2 batang sereh
– ¼ potong buah nanas ukuran sedang
– Terasi secukupnya
– Garam secukupnya
– Daun kemangi secukupnya
– 1 kg ikan patin/ baung/ salai – 1 ons bawang merah
– ½ ons cabe merah
– Asem jawa seibu jari
– Kunyit seujung jari
– Sedikit lengkuas
– 2 batang sereh
– ¼ potong buah nanas ukuran sedang
– Terasi secukupnya
– Garam secukupnya
– Daun kemangi secukupnya
Cara Pembuatan:
– Bersihkan ikan lalu potong menjadi delapan bagian
– Panaskan 2 liter air dalam panci
– Cacah bawang merah
– Haluskan cabe
– Haluskan juga nanas
– Memarkan kunyit, lengkuas dan sereh
– Masukan semua bumbu dalam panci, lalu masukan ikan baung, tunggu hingga mendidih dan matang.
– Bersihkan ikan lalu potong menjadi delapan bagian
– Panaskan 2 liter air dalam panci
– Cacah bawang merah
– Haluskan cabe
– Haluskan juga nanas
– Memarkan kunyit, lengkuas dan sereh
– Masukan semua bumbu dalam panci, lalu masukan ikan baung, tunggu hingga mendidih dan matang.
Cara Penyajian:
– Siapkan mangkuk, lalu beri sedikit daun kemangi, siram dengan kuah pindang yang panas, masukkan ikan juga. Sajikan untuk 4 – 5 Porsi
– Siapkan mangkuk, lalu beri sedikit daun kemangi, siram dengan kuah pindang yang panas, masukkan ikan juga. Sajikan untuk 4 – 5 Porsi
Cara
Membuat Sambal Kueni
Bahan-Bahan:
– ½ ons terasi
– ½ ons cabe merah
– 20 biji cabe rawit
– Garam secukupnya
– 2 buah kueni, atau mangga muda
– Sedikikit gula merah.
– ½ ons terasi
– ½ ons cabe merah
– 20 biji cabe rawit
– Garam secukupnya
– 2 buah kueni, atau mangga muda
– Sedikikit gula merah.
Cara Pengolahan:
– Terasi digongseng (disangrai) tanpa minyak, hingga matang
– Haluskan cabe, campuran terasi dan gula secukupnya hingga halus
– Cacah/cincang/ serut kueni, masukan dalam sambal terasi
– Tambahkan gula merah secukupnya
– Aduk hingga merata,
– Terasi digongseng (disangrai) tanpa minyak, hingga matang
– Haluskan cabe, campuran terasi dan gula secukupnya hingga halus
– Cacah/cincang/ serut kueni, masukan dalam sambal terasi
– Tambahkan gula merah secukupnya
– Aduk hingga merata,
Kabupaten Musi Banyuasin sangat komitmen
meningkatkan potensi kuliner khususnya menu khas Daerah dalam menunjang potensi
pariwisata Muba. Salah satu upaya yang dilakukan adalah dengan menggelar lomba
Masakan Nusantara "Pindang Ikan Sungai Khas Sekayu" yang dilaksanakan
di Gelanggang Remaja Sekayu (19/9/2012) yang lalu.
Selain itu menurut Bupati Musi Banyuasin H Pahri Azhari, upaya lainnya yang dilakukan pemkab Muba adalah dalam waktu dekat ini akan membangun pusat wisata kuliner Musi Banyuasin yang berlokasi di alur Sungai Musi atau lokasi kafe Karoke Dermaga Indah (KDI) saat ini. Pemerintah Muba dalam hal kuliner sangat mendukung dan Insyaallah tahun ini akan dibangun pusat kuliner dengan mengusung konsep santai menikmati keindahan Sungai Musi sembari menikmati kuliner khas Musi Banyuasin, seperti konsep wisata kuliner di Benteng Kuto Besak Palembang," ujarnya. Bupati juga menginginkan seluruh masyarakat Muba untuk mendukung seluruh program pembangunan pemerintah guna terwujudnya PERMATA Muba 2017. Pahri juga menambahkan lomba masak ini sangat menarik apalagi yang dilombakan adalah menu kuliner khas Muba, animo masyarakat juga cukup tinggi.
Kegiatan ini sangat menarik dan positif sebagai ajang promosi kuliner khas Muba, dan diharapkan dapat terus berkelanjutan serta ditingkatkan lagi, tidak hanya menu pindang ikan patin, tapi kuliner lainnya berbahan dasar ikan, apalagi Muba kaya akan potensi perikanan.
Sementara itu menurut ketua panitia penyelenggara Sunaryo SSTP MM, lomba yang pernah diadakan setahun yang lalu bertujuan untuk melestarikan kuliner pindang ikan sungai khas Sekayu khususnya pindang ikan patin, menggali dan melestarikan kuliner pindang ikan sungai, mempromosikan kuliner lomba masakan khas Sekayu, serta untuk memeriahkan HUT Muba ke 56. Tidak hanya itu, menurut Beliau kegiatan ini juga dalam rangka mendukung program menteri pariwisata dan ekonomi kreatif, dimana pada tanggal 9-10 November 2012 Muba menjadi lokasi pelaksanaan Musi Triboatton 2012 yang diikuti 15 negara,” pungkasnya. Dengan adanya program-program yang diadakan oleh pemerintah seperti di atas dapat membantu dan melestarikan kebudayaan masyarakat Muba yakni dalam bidang makanan sehingga daerah-daerah di Indonesia dapat mengetahui bahwasanya pindang sungai Musi itu berasal dari kota Sekayu.
Selain itu menurut Bupati Musi Banyuasin H Pahri Azhari, upaya lainnya yang dilakukan pemkab Muba adalah dalam waktu dekat ini akan membangun pusat wisata kuliner Musi Banyuasin yang berlokasi di alur Sungai Musi atau lokasi kafe Karoke Dermaga Indah (KDI) saat ini. Pemerintah Muba dalam hal kuliner sangat mendukung dan Insyaallah tahun ini akan dibangun pusat kuliner dengan mengusung konsep santai menikmati keindahan Sungai Musi sembari menikmati kuliner khas Musi Banyuasin, seperti konsep wisata kuliner di Benteng Kuto Besak Palembang," ujarnya. Bupati juga menginginkan seluruh masyarakat Muba untuk mendukung seluruh program pembangunan pemerintah guna terwujudnya PERMATA Muba 2017. Pahri juga menambahkan lomba masak ini sangat menarik apalagi yang dilombakan adalah menu kuliner khas Muba, animo masyarakat juga cukup tinggi.
Kegiatan ini sangat menarik dan positif sebagai ajang promosi kuliner khas Muba, dan diharapkan dapat terus berkelanjutan serta ditingkatkan lagi, tidak hanya menu pindang ikan patin, tapi kuliner lainnya berbahan dasar ikan, apalagi Muba kaya akan potensi perikanan.
Sementara itu menurut ketua panitia penyelenggara Sunaryo SSTP MM, lomba yang pernah diadakan setahun yang lalu bertujuan untuk melestarikan kuliner pindang ikan sungai khas Sekayu khususnya pindang ikan patin, menggali dan melestarikan kuliner pindang ikan sungai, mempromosikan kuliner lomba masakan khas Sekayu, serta untuk memeriahkan HUT Muba ke 56. Tidak hanya itu, menurut Beliau kegiatan ini juga dalam rangka mendukung program menteri pariwisata dan ekonomi kreatif, dimana pada tanggal 9-10 November 2012 Muba menjadi lokasi pelaksanaan Musi Triboatton 2012 yang diikuti 15 negara,” pungkasnya. Dengan adanya program-program yang diadakan oleh pemerintah seperti di atas dapat membantu dan melestarikan kebudayaan masyarakat Muba yakni dalam bidang makanan sehingga daerah-daerah di Indonesia dapat mengetahui bahwasanya pindang sungai Musi itu berasal dari kota Sekayu.
1 komentar:
bikin ngiler ka,,pengen banget makan ikan pindang kuah..
Posting Komentar