MALU MENJADI ORANG INDONESIA
Disusun Oleh :
Andini Amalia (9986257198)
Intania Betari Miranda (9978979543)
M. Alif Ridho (9974333471)
SMA Negeri 2 Sekayu
2013
JL.Kolonel Wahid Udin, LK.I,
Kayuara, Sekayu, Musi Banyuasin, Sumatera Selatan.
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberi
kekuatan dan kesempatan kepada penulis sehingga karya tulis ini dapat
terselesaikan dengan waktu yang diharapkan walaupun dalam bentuk yang sangat
sederhana dimana karya tulis membahas tentang ‘’Malu Menjadi Orang Indonesia’’
Dengan adanya karya tulis ini, mudah-mudahan dapat
membantu meningkatkan minat baca dan
belajar teman-teman. Selain itu, kami juga berharap semua dapat mengetahui dan
memahami tentang materi ini, karena akan
meningkatkan mutu individu kita khususnya generasi muda sebagai acuan bangsa.
Penulis sangat menyadari bahwa dalam pembuatan karya
tulis ini masih sangat minim, sehingga saran dari saudara serta kritikan yang
membangun dari semua pihak masih kami harapkan demi perbaikan laporan ini.
Dalam pembuatan karya tulis ini tidak sedikit kendala yang kami temui. Kami ucapkan terimakasih kepada semua pihak
yang telah membantu kami dalam menyelesaikan karya tulis ini.
Sekayu, Mei 2013
Penulis
DAFTAR ISI
Sampul
.....................................................................................................................
1
Kata
pengantar
.........................................................................................................
2
Daftar
isi
...................................................................................................................
3
Bab
I PENDAHULUAN
a.
Latar Belakang
.................................................................................................
4
b.
Rumusan Masalah
.............................................................................................
5
c.
Tujuan Penelitian ..............................................................................................
6
d.
Manfaat Penelitian
............................................................................................
6
Bab
II KAJIAN PUSTAKA LANDASAN
TEORI a.
Generasi muda
...........................................................................................
7 b. Bahasa Indonesia
.......................................................................................
9 c. Budaya
.......................................................................................................
9 Bab III METODOLOGI PUSTAKA
a. Tempat
dan waktu penelitian
...............................................................................
11
b. Desain
atau Jenis Penelitian ................................................................................ 11
c. Teknik
pengumpulan data
....................................................................................
11
a. Observasi
lapangan ........................................................................................
11
b. Metode
kepustakaan
.......................................................................................11
d. Teknik
analisis data
..............................................................................................
12
DAFTAR
PUSTAKA
................................................................................................
13
BAB I
PENDAHULUAN
A.
LATAR
BELAKANG
Indonesia merupakan negara yang mempunyai potensi
sumber daya alam yang begitu melimpah dan memiliki banyak kelebihan masih saja
direndahkan, dihinakan dan dicaci maki oleh penduduknya sendiri. Padahal betapa
banyak orang asing dari Asia yang bila sudah sampai ke Indonesia dengan
berbagai cara mereka ingin tetap tinggal di Indonesia. Pada zaman yang semakin maju ini
penggunaan bahasa asing adalah hal yang sudah biasa di kalangan pelajar , sudah
banyak sekali bahasa-bahasa asing yang menjadi mata pelajaran dalam pendidikan
dari mulai tingkat TK, SD, SMP, SMA, hingga perguruan tinggi. Bahasa inggris
adalah bahasa asing yang diujikan dalam ujian nasional di Indonesia. Saat ini
ada beberapa bahasa asing yang ada dalam mata pelajaran di Indonesia
diantaranya adalah Bahasa Inggris, Mandarin, Arab, Perancis, Jepang, Korea dll. Para muda mudi sekarang ini sangat menggemari
bahasa asing karena mereka menganggap bahwa bahasa asing itu keren (http://nitafirnanda.blogspot.com). Anak yang
mampu berbahasa asing akan dianggap sebagai anak yang gaul dan mengikuti tren.
Seperti yang sedang santer dibicarakan yaitu bahasa Korea, kata “Gamsahamida” dan “Saranghae” sudah tidak asing lagi di telinga kita, itu menandakan
bahasa asing sekarang ini menjadi hal yang sangat diminati oleh para muda mudi
di Indonesia. Hal inilah yang membuat bahasa Indonesia semakin tenggelam. Maka
dari itu, peran generasi muda sangatlah dibutuhkan untuk mengubah pandangan
pemuda lainnya bahwa Bahasa Indonesia merupakan bahasa negara kita dan
mempertahankan penggunaan bahasa Indonesia.
Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) merupakan
negara besar dengan segala kekayaan alamnya yang sudah diakui dunia. Tidak
salah memang jika Indonesia mendapat julukan sebagai paru-paru dunia. Berbagai
macam kepulauan, hasil alam yang melimpah menjadi sektor yang paling berpotensi
dalam menjaga perputaran roda perekonomian. Namun, ironisnya di negara yang
besar ini Indonesia masih dikategorikan sebagai Negara berkembang. Hal ini
disebabkan karena kurangnya Sumber Daya Manusia (SDM) yang memiliki kompetensi
yang mumpuni dalam mengolah Sumber Daya Alam (SDA) yang ada. Berbicara tentang
generasi muda, tidak bisa dilepaskan dari peran aktif mahasiswa. Mahasiswa
sebagai Agent of Change, tidak hanya memiliki kemampuan akademik yang
mumpuni, namun sebagai mahasiswa harus bisa memberikan kontribusi yang kongkrit
dalam membangun perekonomian bangsa. Hal inilah yang menuntut generasi muda
bangsa untuk meningkatkan perekonomian negara yang semakin membelit karena di
tangan generasi mudalah Indonesia di masa depan.
Walaupun teknologi di era globalisasi ini merupakan
faktor dominan dalam kultur kehidupan manusia masa kini dan juga merupakan
ketergantungan yang hebat, namun sebaliknya kita harus mewarnai era globalisasi
ini dengan dikembangkannya kebudayaan negeri sendiri. Bagaimana caranya kita
mempertahankan, menghidupkan, mengembangkan, memelihara, dan mempopulerkan
kebudayaaan yang telah ada di masyarakat, selain untuk memenuhi perkembangan
era globalisasi kebudayaan dengan lahirnya generasi muda yang kreatif, peka
terhadap nilai – nilai budaya dan memiliki jiwa kompetitif terhadap kesenian
baru dan masuknya kebudayaan- kebudayaan asing. Indonesia negara yang kaya akan
budaya dan aneka ragam kekayaan lainnya. Semua yang dimiliki Indonesia tentu
menjadi kebanggaan rakyatnya yang jumlahnya ratusan juta berjajar di pulau -
pulau yang jumlahnya juga ribuan. Tetapi seiring itu, kabar tidak sedap pun
berhembus, bahwa budaya Indonesia
di klaim oleh negara tetangga, Malaysia.
Berdasarkan data yang diperoleh terdapat beberapa budaya Indonesia yang telah
diklaim oleh negara tetangga antara lain batik, lagu Rasa Sayange, Reog Ponorogo,Wayang Kulit,
Kuda Lumping, Rendang Padang, Keris, Angklung, Tari Pendet dan Tari Piring, Gamelan
Jawa (http://www.belantaraindonesia.org). Berangkat dari masalah
itu semua, segala yang dilakukan atau dimiliki tidak akan ada
gunanya, jika tidak ada kerja sama, komunikasi, kerja keras dan kekompakan dari
seluruh anggota masyarakat khususnya generasi muda. Merekalah yang akan menjadi
kebanggaan sekaligus menjadi tombak perubahan bangsa Indonesia di masa mendatang
karena di tangan generasi mudalah bangsa Indonesia di masa depan.
B. RUMUSAN MASALAH
Sesuai
dengan pemaparan latar belakang di atas. Adapun perumusan masalah yang dibuat
adalah sebagai berikut :
1. Bagaimana
cara generasi muda mengembangkan penggunaan bahasa Indonesia dalam kehidupan
bermasyarakat ?
2. Bagaimana
cara generasi muda mempertahankan dan melestarikan budaya bangsa Indonesia ?
C. TUJUAN PENELITIAN
Berdasarkan
rumusan masalah diatas maka tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut :
§ Untuk
mengetahui peran yang efektif bagi generasi muda dalam mengembangkan penggunaan
bahasa Indonesia dalam kehidupan sehari-hari.
§ Untuk
mengetahui cara mempertahankan dan melestarikan budaya bangsa Indonesia oleh
generasi muda.
§ Untuk
mengetahui manfaat dari peran generasi muda dalam mengembangkan penggunaan
bahasa Indonesia sebagai bahasa negara dan mempertahankan budaya bangsa Indonesia
oleh generasi muda.
D.
MANFAAT
PENELITIAN
Adapun
manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Manfaat teoritis
ü Sebagai
referensi atau bahan bacaan tambahan mengenai cara mengembangkan penggunaan
bahasa Indonesia dalam kehidupan sehari-hari.
ü Untuk
memperoleh hasil yang lebih baik dan lengkap serta menjawab persoalan yang
telah dibuat.
ü Memberikan
kontribusi positif pada dunia pendidikan terutama di bidang pelestarian budaya khususnya oleh generasi muda sekarang.
2. Manfaat praktis
ü Penulisan
ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran yang mungkin dapat diterima
dan dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan untuk menghasilkan informasi
yang relevan dalam pengembangan penelitian dan penulisan karya ilmiah lebih lanjut.
ü Memberikan
sumbangsi bagi masyarakat luas khususnya generasi muda bangsa Indonesia dalam
minimnya penggunaan bahasa Indonesia menjadi hal yang dapat diatasi.
ü Memanfaatkan pengoptimalan budaya
Indonesia menjadi sesuatu yang lebih berharga sehingga tidak dapat lagi ditiru
oleh negara lain.
BAB
II
KAJIAN
PUSTAKA
1.
LANDASAN
TEORI
a.
Generasi
Muda
Generasi
muda adalah pimpinan bangsa. Siapa lagi yang kelak akan memimpin negara ini
kalau bukan generasi muda itu sendiri ?. Ada yang mengatakan generasi muda
ialah kelompok pemuda-pemudi yang memiliki kualitas pribadi yang disiplin,
tekun, berani dan bijaksana. Namun, itu semua tidak bisa lepas dari tugas para
generasi muda yang akan membawa bangsa ini menjadi lebih makmur. Menurut Kamus Besar
Bahasa Indonesia, Generasi muda ialah kelompok, golongan, kaum muda.
Banyak orang yang
menilai bahwa generasi muda sekarang kurang baik dibandingkan zaman dahulu. Dan
pemuda zaman dulu lebih baik dari pemuda zaman sekarang. Pandangan seperti itu
sebaiknya dipikirkan kembali. Karena tidak semua generasi muda sekarang
berperilaku kurang baik atau berperilaku negatif. Masih banyak generasi muda
sekarang yang berperilaku positif dan berprestasi. Banyak media massa yang
mengekspose kegiatan-kegiatan para pemuda negatif saja. Sedangkan perbuatan
atau kegiatan anak muda sekarang yang positif jarang diekspose di media massa.
Jadi, banyak orang yang memandang sebelah mata para generasi muda sekarang.
Sebenarnya ada hal-hal yang membuat generasi muda sekarang lebih baik daripada
generasi muda dulu. Misalnya cara berfikir, para pemuda sekarang lebih kritis;
aktif; dan kreatif.
Banyaknya angka pelajar
yang putus sekolah baik di tingkat SD, SMP maupun SMA terus bertambah seiring
dengan bertambahnya tahun. Hal inilah yang sungguh memprihatinkan bagi negara
kita sendiri. Oleh sebab itu, semua masalah yang terjadi saat ini menjadi
pelajaran untuk generasi muda ke depannya agar dapat merubah pola pikir dan
pandangan generasi muda menjadi lebih baik. Tidak hanya itu, prestasi yang
didapat oleh setiap pelajar menjadi suatu patokan untuk melangkah lebih maju
karena di tangan merekalah bangsa Indonesia di masa depan. Berikut adalah tabel
angka putus sekolah yang terjadi di Indonesia tahun 2013 setidaknya dapat
menjadi gambaran bagi generasi muda zaman sekarang bahwasanya generasi muda
sekarang tidak menjadi benalu di bangsa sendiri.
Dari
tabel di atas dapat dijadikan gambaran dan cerminan bagi bangsa Indonesia
terutama generasi muda untuk mengubah pola pikir dan pandangan masyarakat zaman
sekarang untuk lebih berpikir serius dalam memajukan bangsa ini. Karena,
problematika ini tidak bisa dikatakan ringan, jika setiap tahunnya angka
pelajar yang putus sekolah semakin bertambah lalu bagaimana masa depan bangsa
ini. Hal ini merupakan tugas dan kewajiban bagi generasi muda sebagai penggerak
perubahan menuju kemakmuran dan kesejahteraan negara.
b.
Bahasa
Indonesia
Bahasa
ialah suatu media untuk berinteraksi atau berkomunikasi dengan orang lain.
Seseorang akan dengan mudah melakukan komunikasi apabila dapat memahami dengan
benar bahasa yang digunakan karena dengan bahasa inilah akan terjalinnya
komunikasi yang baik. Bahasa yang digunakan setiap orang berbeda-beda. Hal
inilah yang membuat bangsa Indonesia kaya akan bahasa. Di setiap daerah di
Indonesia memiliki bahasa tersendiri seperti bahasa Padang, Palembang, Jawa,
Medan, Bali terutama bahasa Sekayu. Bahasa Sekayu yang telah menjadi suatu
budaya bagi masyarakat Sekayu terkhusus generasi mudanya. Karena, dengan bahasa
inilah mereka dapat berkomunikasi satu dengan lainnya. Tidak dapat dipungkiri
bahwa perkembangan teknologi sekarang telah mengubah berbagai macam pola hidup
masyarakat seperti dalam hal gaya berpakaian, gaya berbicara, pergaulan maupun
gaya bahasa yang digunakan. Seiring dengan perkembangan zaman, tercatat sekitar
70% generasi muda menggunakan bahasa asing seperti bahasa gaul, Korea, Jepang,
Inggris, dll. Terkadang pernah terlintas di dalam benak, jarang sekali generasi
muda sekarang yang mempelajari bahasa Arab. Hal inilah yang membuat penggunaan
bahasa Indonesia semakin punah seiring dengan perkembangan zaman yang semakin
canggih di mana bermunculan bahasa asing yang kian lama kian mendarah daging
oleh generasi muda.
c.
Budaya
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, budaya adalah
pikiran, akal budi, hasil, adat-istiadat mengenai kebudayaan yang sudah
berkembang (beradab,maju).
Budaya Indonesia adalah seluruh kebudayaan nasional, kebudayaan lokal, maupun kebudayaan asal asing yang telah ada di Indonesia sebelum Indonesia merdeka pada tahun 1945. Kebudayaan nasional adalah kebudayaan yang diakui sebagai identitas nasional. Definisi kebudayaan nasional itu sendiri menurut TAP MPR No.II tahun 1998, yakni: ‘’Kebudayaan nasional yang berlandaskan Pancasila adalah perwujudan cipta, karya dan karsa bangsa Indonesia dan merupakan keseluruhan daya upaya manusia Indonesia untuk mengembangkan harkat dan martabat sebagai bangsa, serta diarahkan untuk memberikan wawasan dan makna pada pembangunan nasional dalam segenap bidang kehidupan bangsa. Dengan demikian Pembangunan Nasional merupakan pembangunan yang berbudaya. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Wujud, Arti dan Puncak-Puncak Kebudayaan Lama dan Asli bagi Masyarakat Pendukungnya, Semarang: P&K, 1999’’(http://www.belantaraindonesia.org). Selain itu, terdapat berbagai macam definisi tentang budaya seperti halnya Kebudayaan nasional dalam pandangan Ki Hajar Dewantara adalah “puncak-puncak dari kebudayaan daerah”. Kutipan pernyataan ini merujuk pada paham kesatuan makin dimantapkan, sehingga ketunggalikaan makin lebih dirasakan daripada kebhinekaan. Wujudnya berupa negara kesatuan, ekonomi nasional, hukum nasional, serta bahasa nasional. Definisi yang diberikan oleh Koentjaraningrat dapat dilihat dari peryataannya: “yang khas dan bermutu dari suku bangsa mana pun asalnya, asal bisa mengidentifikasikan diri dan menimbulkan rasa bangga, itulah kebudayaan nasional”. Pernyataan ini merujuk pada puncak-puncak kebudayaan daerah dan kebudayaan suku bangsa yang bisa menimbulkan rasa bangga bagi orang Indonesia jika ditampilkan untuk mewakili identitas bersama. Nunus Supriadi, “Kebudayaan Daerah dan Kebudayaan Nasional”
Budaya Indonesia adalah seluruh kebudayaan nasional, kebudayaan lokal, maupun kebudayaan asal asing yang telah ada di Indonesia sebelum Indonesia merdeka pada tahun 1945. Kebudayaan nasional adalah kebudayaan yang diakui sebagai identitas nasional. Definisi kebudayaan nasional itu sendiri menurut TAP MPR No.II tahun 1998, yakni: ‘’Kebudayaan nasional yang berlandaskan Pancasila adalah perwujudan cipta, karya dan karsa bangsa Indonesia dan merupakan keseluruhan daya upaya manusia Indonesia untuk mengembangkan harkat dan martabat sebagai bangsa, serta diarahkan untuk memberikan wawasan dan makna pada pembangunan nasional dalam segenap bidang kehidupan bangsa. Dengan demikian Pembangunan Nasional merupakan pembangunan yang berbudaya. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Wujud, Arti dan Puncak-Puncak Kebudayaan Lama dan Asli bagi Masyarakat Pendukungnya, Semarang: P&K, 1999’’(http://www.belantaraindonesia.org). Selain itu, terdapat berbagai macam definisi tentang budaya seperti halnya Kebudayaan nasional dalam pandangan Ki Hajar Dewantara adalah “puncak-puncak dari kebudayaan daerah”. Kutipan pernyataan ini merujuk pada paham kesatuan makin dimantapkan, sehingga ketunggalikaan makin lebih dirasakan daripada kebhinekaan. Wujudnya berupa negara kesatuan, ekonomi nasional, hukum nasional, serta bahasa nasional. Definisi yang diberikan oleh Koentjaraningrat dapat dilihat dari peryataannya: “yang khas dan bermutu dari suku bangsa mana pun asalnya, asal bisa mengidentifikasikan diri dan menimbulkan rasa bangga, itulah kebudayaan nasional”. Pernyataan ini merujuk pada puncak-puncak kebudayaan daerah dan kebudayaan suku bangsa yang bisa menimbulkan rasa bangga bagi orang Indonesia jika ditampilkan untuk mewakili identitas bersama. Nunus Supriadi, “Kebudayaan Daerah dan Kebudayaan Nasional”
Kebudayaan daerah tercermin dalam
berbagai aspek kehidupan masyarakat di seluruh daerah di Indonesia. Setiap
daerah memilki ciri khas kebudayaan yang berbeda.
BAB
III
METODOLOGI
PUSTAKA
A.
TEMPAT
DAN WAKTU PENELITIAN
Pelaksanaan penelitian ini berlangsung dari tanggal 28 April 2013
sampai dengan tanggal 18 Mei 2013 di
satu tempat yaitu di SMA Negeri 2 Sekayu kabupaten Musi Banyuasin
provinsi Sumatera Selatan. Proses pencarian semua data dan pembuatan makalah
dilakukan di SMA N 2 Sekayu.
B.
DESAIN
ATAU JENIS PENELITIAN
Penelitian
ini didesain dengan menggunakan metode kepustakaan (library research). Metode yang dimaksud yaitu mengumpulkan data
atau menghimpun informasi yang relevan mengenai mengenai masalah yang diteliti
yang diperoleh dari media cetak atau media elektronik. Dan metode observasi lapangan
di Sekayu tepatnya SMA Negeri 2 Sekayu. Penelitian ini bertujuan memberikan
gambaran sebagai suatu pola pikir generasi muda untuk mengatasi masalah yang
masih membelit di bangsa ini dan dapat dijadikan bacaan yang bisa menambah ilmu
pengetahuan serta dapat diaplikasikan oleh setiap pembaca khususnya pelajar.
Dengan penelitian ini diharapkan seluruh masyarakat dapat lebih peka akan
pentingnya melestarikan budaya, mencintai bahasa Indonesia dan membangun bangsa
yang potensial.
C.
TEKNIK
PENGUMPULAN DATA
Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan adalah
observasi lapangan dan metode kepustakaan (library
research)
1.
Observasi Lapangan
Observasi lapangan dilaksanakan selama dua hari.
Melalui teknik ini, data yang dibutuhkan terutama mengenai gambaran umum dari objek
yang diamati. Dan didokumentasikan serta digunakan sebagai bahan untuk
wawancara.
2.
Metode
Kepustakaan
Metode kepustakaan merupakan
pengumpulan data dari buku, artikel dan bacaan lain yang berhubungan dengan
sistem yang akan di bangun. Tidak semua materi didapat dari buku, sehingga diperlukan materi bacaan yang banyak untuk melengkapi materi yang belum
ada tentang sistem yang akandibangun. Dapat dengan membeli buku yang dianggap
mengandung materi yang diperlukan, membaca diperpustakaan, majalah atau dapat juga melakukan pencarian di internet. Semakin banyak
materi pendukung maka kan semakin banyak juga pengetahuan yang didapat dan akan semakinmenguasasi materi untuk pembuatan Tugas
Akhir.
D.
TEKNIK
ANALISIS DATA
Gambar 3.1 Skema
Penelitian
|
0 komentar:
Posting Komentar